Sabtu, 11 April 2020

Kreteria Keberhasilan Pemimpin Dalam Organisasi

#dirumahaja, selama tiga hari sejak hari Jumat 10/04/2020 kebetulan tanggal merah hari libur nasional (wafat Isa Al Masih) sampai dengan hari minggu 12/04/2020, upaya memutus mata rantai penularan wabah COVID - 19 (Corona Virus Disease 2019). Sambil mengisi waktu luang karena #dirumahaja, dan membayangkan kira-kira apa ya yang bisa ditulis. Akhirnya, menjadi pilihan adalah bercerita tentang pemberian tanggung jawab kembali menjadi Ketua RW 04 Kelurahan Sidotopo Surabaya yang keempat kalinya. Mohon maaf sebelumnya kepada seluruh pembaca, bila tulisan saya ini hanya sekedar menghilangkan rasa jenuh dan mencari kegiatan lain selama #diamdirumahaja.

Saya bercerita ini bukan untuk membanggakan diri sendiri, tetapi lebih kearah intropeksi diri selama menjadi ketua RW, Ketika saya dipilih kembali, dengan alasan tidak ada warga lainnya yang ingin menggantikan saya menjadi ketua RW. Bukannya saya merasa senang atau merasa berhasil dalam memimpin, tetapi justru merasa gagal dalam hal memimpin warga sebagai ketua RW. Artinya, ketika saya memimpin dan dipercaya menjadi ketua RW sejak yang pertama, dan kedua kalinya. Saya belum mampu memberikan contoh dan pendalaman yang sangat bagus untuk memimpin kepada warga lainnya. Sehingga, ketika saatnya akan berakhir masa jabatan menjadi ketua RW. Banyak warga yang enggan untuk memimpin di wilayah RW 04 Sidotopo ini.

Coba kalau saya sebelumnya telah memberikan legacy kepada beberapa warga lainnya, tentunya akan muncul calon-calon ketua RW yang handal dan berminat. Tetapi, gak tahu lah apa yang sebenarnya diinginkan oleh semua warga, kok memilih saya kembali. Ya semoga, dalam memimpin untuk yang keempatkalinya ini saya akan lebih bekerja keras dan lebih memperhatikan segala permasalahan untuk diselesaikan secara baik. Tapi mampu gak ya saya menyeimbangkan dan menerapkan kreteria keberhasilan yang sebenarnya, saat saya memimpin menjadi ketua RW yang keempat ini. Selain berat banget, juga perlu fokus, disiplin, dan tegas saat mengawal persyaratan-persyaratannya menjadi organisasi di tingkat RW ini berhasil dan berjalan dengan baik. Persyaratan yang harus dipenuhi, tentunya yang pertama saya harus semakin merapikan sistem administrasi dan makin efektifnya manajemen, Kedua, tentunya juga harus memperhatikan peningkatan aktivitas-aktivitas aspek sosialnya. Ketiga, semua unsur kepengurusan mulai dari Ketua RW, wakil Ketua RW, Ketua dan Wakil RT semuanya ada kegairahan bekerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi dan warganya. Keempat yang tidak kalah pentingnya adalah tidak terdapat penyelewengan dalam organisasi.

Kamis, 26 Mei 2016

Mendampingi Atlet SENAM Putri Indonesia di ONESTY, Romania


Baru sempat kutulis hari ini (senin/7/05/2016), kebetulan sambil mengisi liburan panjang (empat hari) karena ada tanggal merah yang berhimpit, yaitu hari kamis dan jumat, sedangkan sabtu dan minggu libur sebagaimana biasanya. Waktu luang ini aku coba berupaya menyempatkan diri menulis kenangan rangkaian pengalaman selama dampingi atlet senam artistik putri Indonesia di Negara RUMANIA pada tahun 2005 yang lalu. Pengalaman ini berkesan dan sangat luar biasa, karena merasakan suasana yang belum pernah saya alami selama hidup yaitu menggenggam dan melempar-lemparkannya keudara dalam bentuk bongkahan salju yang sudah berbentuk bulat. Bahkan sempat saya mencoba membuat boneka dari gumpalan-gumpalan salju yang saya genggam sebelumnya. Tetapi sebenarnya bukan kondisi cuaca dan berbedanya alam yang membuat hati dan pikiran saya untuk menulis pengalaman selama di Negara Rumania. Namun, banyak hal dan banyak kondisi serta kejadian yang berbeda sangat jauh selama saya berada di Indonesia. Baik dari sisi makanan, minuman, yang selalu disajikan kepada kami, tetapi juga kondisi latihan mulai dari program latihan, peralatan latihan, sampai dengan cara penanganan pembinaan kepada atlet senam yang sangat berbeda. Kondisi ini aku alami pada awal bulan Februari s/d Akhir bulan Juni 2005 di Kota ONESTI, kurang lebih 185 km sebelah utara Ibu Kota Rumania, Bucharesti. Walaupun pengelaman di negara asing ini sudah lebih dari 10 (sepuluh) tahun yang lalu, tetapi ingatan mendalam yang sangat melekat dalam benakku sampai dengan saat ini, selain kegiatan latihan rutin yang sangat keras dan terarah, juga tergambar fenomena sosial, budaya dan panorama wisata alam yang sedikit berbeda situasinya dengan yang berada di Indonesia.

Penugasan kami ke Rumania, adalah upaya Pengurus Besar (PB) Persatuan Senam Indonesia (PERSANI) untuk menjadikan atlet senam artistik Indonesia mampu bersaing khususnya pada skala Asia Tenggara, yaitu pada pelaksanaan even SEA Games. Atas persetujuan dan pembiayaan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat pada program PRIMA, kami semua mendapat tugas berlatih di Romania selama kurang lebih satu tahun. Sudah menjadi keputusan Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB. PERSANI) pelatih-pelatih senam yang akan mendampingi atlet senam artistik putra dan putri adalah Biasworo Adisuyanto Aka dan Jefri Mutik Butar Butar. Biasworo Adi terpilih dari sekian banyak pelatih artistik putri yang ada di Indonesia untuk mendampingi artistik putri adalah atas pertimbangan keberhasilan atas kelulusan sebagai pelatih Level 2 Internasional yang dilaksanakan oleh Federation International Gymnastics (FIG) beberapa waktu yang lalu di Malaysia. Sedangkan Jefri Mutik Butar Butar ketika itu dipercaya oleh PB. PERSANI sebagai pelatih artistik putra pada Pemusatan Latihan Nasional (PELATNAS) di Jakarta dalam rangka persiapan SEA Games XXIII Tahun 2005 di Filipina.

Adapun atlet senam yang terpilih berangkat menuju ROMANIA adalah sebanyak 4 artistik putra dan 3 artistik putri. Artistik putra diantaranya adalah Andriadi dari DKI Jakarta, Pramu dari Jawa Timur, Maiyusi Adeputra dari Lampung, Putra dari Riau. Sedangkan artistik putri adalah Dewi Prahara dari Jawa Timur, Wulandari dari Sumatera Barat, dan Nevi Nurbaeti dari DKI Jakarta. Keempat atlet artistik putra dan tiga atlet artistik putri ini adalah atlet PELATNAS pilihan yang akan memperkuat Tim Senam Indonesia pada pelaksanaan SEA Games XXIII Tahun 2005 di Filiphina. Kemampuan dan pengalaman mereka pada setiap pelaksanaan kejuaraan sangat banyak, baik pada tingkat nasional maupun internasional. Atlet senam termuda dari pesenam lainnya adalah Nevi Nurbaeti, ini kali pertama baginya pengelaman keluar negeri. Jauh dari orang tua dan saudara-saudaranya yang selama ini dekat dan mencintainya. Dipercayakan kepada seorang pelatih bersama kedua pesenam putri lainnya. Tapi dengan tekad semua atlet adalah iningn meraih prestasi di tingkat Internasional, berani meninggalkan Bumi tercinta Indonesia, meninggalkan saudara-saudara tercinta, dan semua orang terdekat orang tua dan saudaranya dirumah.

Tidak mudah bagi Biasworo Adi untuk mendapatkan ijin dalam waktu yang cukup lama meninggalkan pekerjaan kantor. Harus melalui prosedur permohonan rekomendasi/ijin tidak hanya dari Kepala SKPD dimana Biasworo Adi bekerja, tetapi yang berhak mengeluarkan rekomendasi/ijin meninggalkan pekerjaan selama satu tahun adalah Bapak Sekretaris Daerah (SEKDA) Provinsi Jawa Timur. Prosedur permohonan rekomendasi/ijin tersebut membutuhkan proses yang lumayan lama, kurang lebih hampir satu bulan surat rekomendasi/ijin tersebut keluar. Setelah surat ijin keluar dari Sekretrais Daerah Provinsi Jawa Timur, masih juga belum diperkenankan segera berangkat untuk bergabung di Jakarta oleh Bapak Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur ketika itu, Ir. Subagio. Hal ini disebabkan masih ada beberapa tugas kantor yang harus diselesaikan, lebih tepatnya ketika itu saya diberi beban tugas menyusun draf Rencana Strategi Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, yang pada akhirnya draf Renstra tersebut menjadi bahan pembahasan selanjutnya dengan seluruh Kepala Bidang sebagai penyempurnaan. Setelah draf Renstra selesai, menjelang akhir bulan Januari 2005, Biasworo Adi diperkenankan berangkat untuk bergabung dengan tim senam nasional lainnya ke Jakarta,

Setiba di Jakarta, kedatangan Biasworo Adi sudah ditunggu-tunggu seluruh tim senam yang akan berangkat. Mereka sudah berkumpul dua minggu yang lalu, dan ada sedikit kekhawatiran bahwa Biasworo Adi tidak diperkenankan berangkat oleh pimpinan di kantornya. Hal ini mengingat bahwa jadwal keberangkatan adalah tanggal 1 Februari 2005, sedangkan kedatangan Biasworo Adi ketika itu adalah satu hari sebelum keberangkatan yaitu pada hari minggu tanggal 30 Januari 2005. Biasworo Adi mendapat tugas mendampingi atlet senam artistik putri dan hanya ada kesempatan berlatih selama satu hari di Gedung Senam Senayan sebelum keesokan harinya berangkat.

Secara keseluruhan, jumlah tim senam Indonesia yang berangkat ke Romania adalah sebanyak 9 orang, yang terdiri dari 2 orang pelatih sebagai pendamping dan 7 atlet senam. Dari Pengurus KONI Pusat dipercayakan kepada Ibu Tuti Merdiko untuk mendampingi Tim Senam Indonesia ini sampai ke Romania. Segala urusan perijinan bertempat tinggal dan bernegosiasi dengan KBRI di Romania menjadi tanggung jawab Ibu Tuti Merdiko. Kita semua sangat bersyukur dapat didampingi oleh Ibu Tuti Merdiko yang memang selalu dekat dengan anak-anak senam. Bagi beliaupun tidak asing bersama kami dari cabang olahraga senam, karena hampir dua periode kepengurusan sebelumnya, beliau menjabat sebagai Sekretais Jenderal PB. PERSANI, mulai dari tahun 1990 s/d 1999. Sehingga keberadaan beliau ditengah-tengah kami menjadikan anak-anak senam bahagia dan sangat senang. Karena beliau dapat menjadi seorang ibu yang baik bagi mereka semua.

Rombongan Tim senam Indonesia berangkat pagi hari pada hari Selasa tanggal 2 Februari 2005 dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia Airland dari Bandara Cengkareng Sukarno - Hatta menuju Rumania. Pesawat Garuda transit di Singapura selama kurang lebih 2 jam, dan perjalanan dilanjutkan dengan pesawat lainnya dengan ukuran yang sangat besar. Pesawat LUFTANSA yang membawa Tim Senam Indonesia menuju Romania. Perjalanan panjang dari Bandara Singapura menuju Rumania hanya satu kali transit di Istanbul selama kurang lebih 12 jam. Transit yang cukup lama ini betul-betul dimanfaatkan oleh rombongan tim senam Indonesia, yaitu dengan melakukan keliling Kota Istanbul dan bahkan diberi fasilitas Hotel yang sangat mewah untuk beristirahat sejenak. Selama dalam perjalanan, tidak terjadi kejadian yang menarik yang dapat dicatat. Hanya sedikit agak jenuh karena perjalanan ditempuh cukup lama dan selalu berada di pesawat. Setiba di Bandar Udara Internasional Henri Coanda, Bucharest pagi hari kyrang lebih pukul 09,15 waktu Rumania dan cuaca sangat dingin bagi rombongan kami. Bandar Udara Internasional Henri Coanda adalah bandar udara internasional tersibuk di Rumania, terletak di Otopeni 16,5 km sebelah utara dari Kota Bucharesti (Ibu Kota Negara Rumania). Bandara ini merupakan salah satu dari dua bandara di Kota Bucharesti.

Perjalanan dilanjutkan menuju kediaman Duta Besar Indonesia di Rumania, dan rombongan disambut sangat hangat oleh Ibu Duta Besar. Saat itu udara dingin menyelimuti Ibu Kota Bicaresti sekitar 5 derajat dan turun salju. Semua halam dan rumah kediaman Ibu Duta Besar diselimuti salju, dan rombongan diperkenankan bertempat tinggal sementara di rumah kediaman selama kurang lebih 2 hari sebelum melanjutkan ke dua lokasi tempat berlatih yang sudah ditetapkan, yaitu Kota Onesti dan Kota Brasov. Kota Onesti menjadi tempat berlatih atlet senam artistik putri Indonesia yang masih harus ditempuh lagi selama 3,5 jam dengan menggunakan transportasi darat (mobil), sedangkan Kota Brasov menjadi tempat berlatihnya atlet senam artistik putra Indonesia yang harus ditempuh kurang lebih selama 9 jam dengan menggunakan kereta api cepat.

Sebelum bercerita panjang tentang pengalaman pendampingan dan melatih atlet senam artistik putri Indonesia selama di Kota Onesti. Sedikit saya akan menggambarkan keberadaan secara garis besar kondisi di Rumania adalah dan juga mengapa Kota Onesti ini menjadi pilihan berlatih untuk Tum Senam Artistik Putri Indonesia persiapan SEA Games Tahun 2005 di Filiphin  adalah sebagai   berikut :

Dalam Wikipedia dijelaskan terkait dengan Bukares atau Bucuresti adalah ibu kota dan pusat industri, budaya dan finansial Rumania. Kota ini terletak di tepi Sungai Dambovita. Kota Bucuresti pertama kali disebut dalam sebuah dokumen tahun 1459. Sejak saat itu Kota ini mengalami berbagai perubahan. Bukares menjadi Ibu Kota Rumania pada tahun 1862 dan menjadi pusat media massa, budaya dan seni Rumania. Arsitektur Bukares merupakan gabungan dari gaya historis, komunis dan modern. Pada periode antar dua perang dunia, artistektur kota ini membuat Bukares dijuli sebagai "Paris Kecil di Timur" (Micul Paris). Meskipun banyak bangunan yang mengalami kerusakan akibat perang, gempa bumi dan program Sistematisasi Nicolae Ceausescu, banyak bangunan bersejarah yang hingga kini masih bertahan. Dengan penduduk sekitar 1.628,426 jiwa, Bukares merupakan kota terbesar ke 6 di Uni Eropa. Jika digabung bersama dengan wilayah Urban. Bukares memiliki jumlah penduduk sebesar 2 juta jiwa. Wilayah metropolitan Bukares sendiri berpenduduk sekitar 2.15 juta jiwa. Bukares merupakan kota paling sejahtera di Rumania dan merupakan pusat industri dan transportasi di Eropa Timur. Kota ini memiliki berbagai fasilitasi konvensi, pendidikan, budaya, pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi.

Rumania adalah negara yang terletak  di semenanjung Balkan Tenggara. Apa yang sekarang menjadi wilayah Rumania pertama kali didiami di zaman kuno oleh suku yang disebut Dasia. Wilayah ini kemudian menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi. Sepanjang sejarahnya, ukuran Rumania berubah berkali-kali akibat invasi, penduduk asing, dan perang. Batas-batasnya saat ini berasal dari perjanjian perdamaian yang ditandatangani setelah Perang Dunia I (1914 - 1918_. Pemerintahan komunis berkuasa di Rumania pada tahun 1947 dan memerintah sampai dengan tahun 1989 ketika digulingkan. Pemerintahan yang terpilih secara demokratis mulai berkuasa pada tahun 1990.

Penduduk
Nenek moyang orang Rumania adalah para pemukim Dasia asli dan orang Romawi yang pernah menjajah wilayah tersebut. Sebagaian besar poendudukan Rumania adalah etnis Rumania, etnis Hungaria yang membentuk hampir 8 persen dari populasi, dan etnis Jerman dengan sekitar 1,5 persen dari populasi, adalah kelompok minoritas terbesar. Mereka tinggal terutama di daerah Transylvania dan Barat.

Bahasa dan Agama
Bahasa Rumania adalah salah satu jenis bahasa Romawi, seperti bahasa Prancis, Italia, Spanyol, dan Portugis. Bahasa Rumania berasal dari bahasa latin, bahasa Romawi. Bahasa Rumania juga mengandung kata-kata dari bahasa Slavia yang diatur oleh beberapa tetangga Rumania. Kebanyakan orang Rumania adalah anggota Gereja Ortodoks Rumania, Gereja Khatolik Timur (Uniate), kelompok agama terbesar kedua, dihapuskan pada tahun 1948 dan propertinya dipindahkan ke Gereja Ortodoks. ADa juga sejumlah pemeluk Katolik Roma, Protestan, dan Yahudi.

Geografi
Rumania dibagi menjadi enam wilayah, yaitu Banat, TRansylvania, Moldavia, Bukovina, Walachia, dan Dobruja. Wilayah Banat terletak di sudut barat daya negara, teraltif kecil dari segi ukuran, wilayah ini sebagain besar terdiri atas dataran subur yang flat (mendatar). TRansylvania berada di dataran tinggi yang dikelilingi oleh pegunungan di pusat Rumania. Mineral dan sumber daya hutan membuatnya menjadi salah satu bagian terkaya di negeri ini. Moldavia berada di timur laut dan memiliki pegunungan tinggi dan daratan subur. Bukovina berada di tepi utara Moldavia dan memiliki hutan dan pegunungan di bagian utara, dan lereng yang menurun ke daratan rendah di selatan. Sedangkan dataran wilayah Walachia berbatasan dengan Sungai Danube, meliputi sebagaian besar wilayah Rumania selatan. Dataran sungai Danube River, atau delta, berada di wilayah ini. Delta terbentuk di tempat dimana Sungai Danube berbelok ke utara.

Sungai dan Gunung
Sungai Danube adalah jalur air Rumania paling penting. Lembah Danube juga mengandung beberapa tanah yang paling subur di Eropa. Kecuali untuk cabang sungai utara. Prut Danube adalah satu-satunya sungai Rumania yang dapat dilewati oleh kapal. Anak sungai lainnya antara lain Sungai Mures, Jiu, Olt, Somes, dan Siret. Kanal sepanjang 640 kilometer menghubungkan sungai Danube dengan Laut Hitam. Ada beberapa pelabuhan alami di sepanjang pantai Laut Hitam, meskipun sebagian besar garis pantai terdiri dari atas tebing tak beraturan dan rawa asin. Pegunungan Carpathian dan Alpen TRanslvania (perpanjangan barat daya dari rantai pegunungan Carpathian) membentang di tengah Rumania dalam bentuk segitiga bergigi. Gunung Moldoveant, di Pegunungan Fagaras, dari Alpen Transylvania adalah gunung tertinggi di negara itu.

Kota ONESTI


Kota Onesti ini menjadi pilihan dalam rangka meningkatkan kemampuan atlet senam putri Indonesia persiapan SEA Games Tahun 2005 adalah karena dikota ini menjadi legendaris seorang pesenam dunia yang terlahir dari desa kecil ini, yaitu legendaris pesenam putri yang bernama Nadia Comaneci ElenaNadia dilahirkan di Onesti, Rumania, putri Gheorghe dan Stefania-Alexandrina Comaneci. Ketika itu Ibunya terinspirasi untuk memberi nama Nadia karena sebuah film Rusia yang dia lihat saat sedang hamil. Dalam film tersebut ada seorang pahlawan yang disebut Nadya, yang versi kecil dari nama Rusia Nadezhda, yang berarti "harapan.". Maka Ibunya memberi nama Nadia Comaneci Elena dan memiliki saudara bernama Adrian yang empat tahun lebih muda darinya. Nadia Comaneci Elena lahir 12 November 1961 adalah mantan pesenam Rumania, peraih tiga medali emas di Olimpiade 1976 Musim Panas di Montreal dan pesenam pertama yang mendapatkan nilai sempurna dengan skor 10 dalam kejuaraan Olimpiade. Selain itu, dia juga memenangkan dua medali emas di Olimpiade Musim Panas 1980 di Moskow. Dia adalah salah satu pesenam yang paling terkenal di dunia dan dikreditkan dengan mempopulerkan olahraga di seluruh dunia. Pada tahun 2000, Comaneci disebut sebagai salah satu Atlet abad oleh Laureus Dunia Sports Academy.


Comaneci mulai mengenal dunia senam pada saat di TK (taman kanak kanak) dengan tim lokal ketika itu disebut Flacara ("The Flame"), dan tim lokal ini dipegang langsung oleh pelatih Duncan dan Munteanu. Pada usia 6, Comaneci terpilih untuk menghadiri sekolah senam eksperimental Béla Karolyi, dan saat itu Karolyi melihat bakat sangat bagus pada Comaneci dan beberapa teman-temannya satu sekolah ketika melakukan berputar jungkir balik. Memang pada saat itu, Karolyi sedang mencari pesenam untuk pembinaan dari usia muda dan yang terlihat bagus ada dua gadis. Ketika istirahat berakhir, banyak gadis berlari ke dalam kelas dan Karolyi berkeliling kelas mencoba untuk menemukan dua orang gadis tersebut, dan akhirnya melihat Comaneci dan gadis lainnya yang bernama Viorica Dumitru, yang kemudian menjadi salah satu balerina top Rumania. Comaneci dilatih Karolyi pada saat ia berusia 7 tahun, yaitu pada tahun 1968. Dia adalah salah satu siswa pertama di sekolah senam yang didirikan di Onesti oleh Béla dan istrinya, Marta. Tidak seperti banyak siswa lain di sekolah Karolyi, Comaneci mampu bolak-balik dari rumah selama bertahun-tahun karena dia tinggal di kota.


Comaneci diterjunkan pertama kalinya pada usia 8 tahun yaitu pada Kejuaraan Nasional Rumania yang ke XIII pada tahun 1969. Béla Karolyi berpikir bahwa kesempatan ini adalah merupakan sebuah keberuntungan dan memberinya sebuah boneka sebagai kenang-kenangan untuk dapat selalu diingatnya. Setahun kemudian, pada tahun 1970, Vomaneci mulai bersaing sebagai anggota tim kota kelahirannya dan menjadi pesenam termuda yang pernah memenangkan pada Kejuaraan Senam National Rumania. Pada tahun 1971, Comaneci mampu berpartisipasi dalam kompetisi internasional pertamanya, bertemu junior ganda antara Rumania dan Yugoslavia, memenangkan pertamanya adalah pada all-around dan mampu memberikan kontribusi medali emas untuk timnya. Selama beberapa tahun ke depan, Comaneci bertanding sebagai atlet junior dalam berbagai kontes kejuaraan tingkat nasional di Rumania dan dalam pertandingan selalu bertemu dengan negara-negara seperti Hungaria, Italia, dan Polandia. Pada usia 11, yaitu pada tahun 1973, dia selalu memenangkan dan mendapat medali emas untuk semua nomor.


Keberhasilan pada kejuaraan senam internasional yang besar, pertama kali buat Comaneci yaitu pada saat dia berusia 13 tahun. Ketika itu dia hampir menyapu bersih semua nomor yang dipertandingkan pada Kejuaraan Senam Eropa Tahun 1975 di Skien, Norwegia. Comaneci mampu memenangkan medali emas untuk all-around dan juga di setiap nomor. Hanya pada nomor lantai, Comaneci berada pada posisi kedua (perak). Setelah itu, Comaneci terus melaju dan selalu mendapatkan kesuksesan, bahkan mampu memenangkan di semua alat dan selalu berada urutan pada semua alat, yaitu lantai, meja lompat, balokkeseimbangan , dan palang bertingkat, serta All Around dan tim pada Kejuaraan Nasional Rumania. Pada saat pra-Olimpiade sebagai babak kualifikasi Olimpiade di Montreal, Comaneci mampu memenangkan di sesemua alat, yaitu balok keseimbangan medali emas, sedangkan pada alat meja lompat, lantai, dan palang bertingkat berada diurutan kedua (perak), dikalahkan oleh pesenam dari Soviet yang bernama Nellie Kim, yang selanjutnya menjadi salah satu pesaing terkuatnya selama lima tahun ke depan.

Pada bulan Maret 1976, Comaneci mengikuti pertandingan pada edisi perdana Piala Amerika di Madison Square Garden di New York City. Comaneci mampu mendapatkan skor yang sangat langka ketika itu, yaitu mendapatkan score 10, yang menandakan bahwa rangkaian geraknya sangat sempurna tanpa pemotongan, di meja lompat pada kedua putaran awal dan akhir kompetisi dan memenangkan all-around. Comaneci juga mempu mendapatkan score 10, begitu pula pada kejuaraan  lain pada tahun 1976, termasuk Chunichi kompetisi Piala di Jepang, di mana dia diposting tanda sempurna pada meja lompat dan palang bertingkat. Masyarakat internasional mencatat Comaneci, dan dia diberi gelar yang sangat luar biasa pada United Press International dengan julukan "Perempuan Athlete of the Year" untuk tahun 1975.

Cerita diatas menjadikan bagian yang tidak terpisahkan sebagai penguat keberadaan Tim Senam Putri Indonesia berlatih dan ingin memperdalam teknik melakukan gerak secara baik di Kota Onesti ini. Setelah semua perijinan dan pengurusan asuransi seluruh peserta try out tim senam Indonesia selesai, maka pada keesokan harinya perjalanan dilanjutkan kelokasi tujuan. Untuk tim senam artsitik Indionesia menuju Kota Onesti dengan menggunakan mini bus (kalau di Indonesia sama dengan Elf Bison), sedangkan tim senam artistik putra langsung menuju ke Brasov dengan menggunakan kereta api cepat. Beberapa karyawan KBRI di Rumania mendampingi kedua tim senam tersebut sampai dengan tujuan.

Tim Senam Artistik putri Indonesia tetap didampingi Ibu Tuti Merdiko dan beberapa staf KBRI di Rumania saat menuju ke Kota Onesti, perjalanan ditempuh kurang lebih selama 3,5 jam. Selama dalam perjalanan, tepian jalan dan pandangan disekitarnya hanya berwarna putih ditutup salju. Pepohonan dan semua tanaman, rumah serta tanah disekitarnya tidak tampak jelas karena diselimuti selju tebal. Karena pemandangan diselimuti kabut dan semua berwarna putih, menjadikan perhatian kita tidak tertuju kepada pemandangan di luar kendaraan yang kita naiki, sehingga rata-rata diantara kita lebih memilih tidur. Sampai tujuan diperkirakan pukul 12.30 waktu setempat. Udara begitu dingin walaupun kita sudah menggunakan baju dan jaket yang berlapis-lapis. Cuaca dingin seperti ini belum menjadi bagian dari keterbiasaan seluruh Tim Senam Indonesia, sehingga wajar bila kita semua begitu sulit menyesuaikan perbedaan cuaca alam yang terjadi diseputaran kita. Setiba dipekarangan sebuah bangunan luas yang di depannya terdapat sebuah patung dengan pose gerak seorang pesenam ketika melakukan atraksi gerak. Rombongan disambut oleh beberapa orang pengurus klub senam dari arah dalam bangunan. Saling bersalaman dan menyebutkan nama masing-masing, kemudian langsung menuju ke ruang pertemuan yang berada disamping bangunan luas tersebut. Usia menyampaikan tujuan dan maksud kedatangan serta memperkenalkan rombongan kepada tuan rumah, acara dilanjutkan dengan ramah tamah, makan dan minum sambil bergurau dengan seluruh pejabat dan pemilik klub senam tersebut. Kemudian selanjutnya kami dihantar kelokasi penginapan yang akan menjadi tempat tinggal selama kami berada di Kota Onesti - Rumania ini. Pagi hari pada kesokan harinya, Ibu Tuti dan beberapa staf KBRI di Rumania berpamitan dan akan kembali ke Kota Bukares selama satu malam dan selanjutnya kembali ke Indonesia.

Selama di Onesti kami mendapat program latihan yang sangat padat mengikuti program latihan atlet senam putri yunior nasional Rumania, yaitu hari senin dan selasa (pagi : 08.30 - 11.30 dan sore : 15.30 - 19.00), hari Rabu hanya latihan pagi : 08.30 - 11.30, hari Kamis dan Jumat (pagi : 08.30 - 11.30 dan sore : 15.30 - 19.00), hari Sabtu hanya latihan pagi : 08.30 - 11.30, sedangkan hari minggu libur. Selama berlatih, 4 pesenam artistik putri Indonesia ditangani oleh 5 (lima) orang pelatih, yang masing-masing pelatih mempunyai keahlian di setiap alat yang berbeda. Dalam kesehariannya, atlet senam artistik putri Indonesia bergabung berlatih bersama dengan seluruh atlet senam yunior nasional Rumania. Sayangnya ketika kami masih disana lupa mendapatkan bio data dari masing-masing pelatih, sehingga sampai dengan sekarang kami tidak bisa mencatat nama-nama secara baik. Cara penanganan seperti ini bagi kami sangat luar biasa dan tidak pernah ada dalam sebuah pemusatan latihan, baik disetiap provinsi maupun dalam pemusatan latihan nasional. Metode pelatihan seperti ini bagi saya sangat bagusdan perlu menjadi contoh dalam sebuah pemusatan latihan cabang olahraga senam di Indonesia.

Pelatih yang memiliki kemampuan terbaiknya di balok keseimbangan akan menangani secara fokus di balok keseimbangan, beitu pula dengan pelatih yang betul-betul menguasai di masing-masing alat yang menjadi kompetnsinya akan fokus pada alat tersebut. Sehingga atlet betul-betul menerima bimbingan latihan secara fokus dengan seorang pelatih yang memiliki kompetensi pada alatnya. Saat atlet pemanasan juga ditangani oleh pelatih balet sampai dengan selesai latihan flexibility. Kemudian saat memasuki per-alat langsung ditangani oleh masing-masing pelatih yang sudah siap memberikan porsi latihan secara benar. Sehingga kemajuan atlet senam putri Indonesia sangat luar biasa. Koreksi gerakpun dapat mereka peroleh dengan baik, sehingga teknik pengambilan gerak betul-betul dapat mereka kuasai secara baik.

Kondisi Gedung Senam
Gedung senam yang dipergunakan sebagai latihan atlet senam putri yunior nasional ini berbentuk persegi panjang dan tidak memiliki tribun. Gedung ini dibangun memang khusus hanya untuk berlatih, artinmya tidak diperguanakan sebagai gedung serba guna. Gedung dengan bangunan yang unik ini memiliki ukuran dalam gedung seluas 30 m X 50 m dengan ketinggian kurang lebih 15 m, Terlihat dari luar, bangunan ini sangat kokoh dengan variasi bangunan yang sangat unik. Bangunan gedung ini tidak sepenuhnya dikelilingi oleh tembok tetapi bervareasi dengan kombinasi kaca. Diseputaran luar gedung ini merupakan arena komplek olahraga, dan persis disebelah gedung ini terdapat lapangan tenis outdoor yang cukup hanya dikelilingi pagar kawat setinggi kurang lebih 3 meter. Kondisi lapangan tenis outdoor ini tidak menggunakan cor semen tetapi tanah padat. Didepan gedung senam yang sangat megah ini terdapat patung legendaris pesenam putri nasional Rumania, yaitu Nadia Comaneci Elena. Patung ini sebagai bentuk manifestasi kegamunan dan kebanggan masyarakat terhadap prestasi gemilang seorang pesenam legendaris Rumania pada pelaksanaan Olympiade di Montreal. Bersebelahan dengan gedung senam ini ada sebuah bangunan yang tidak terlalu besar yang dipergunakan sebagai kantor pengurus klub senam Onesti.

Peralatan Senam

Di dalam gedung senam ini tertata peralatan senam yang sangat rapi, dan semua peralatan senam yang ada di dalam gedung ini hanya peralatan senam untuk wanita, karena gedung senam ini khusus diperuntukan sebagai upaya pembinaan Women Artistic Gymnastic (WAG). Balok keseimbangan terpasang sebanyak 6 unit, mulai dari balok keseimbangan yang dipasang rendah sampai keposisi sesuai ukuran yang sebenarnya (pertandingan). Begitu pula dengan alat meja lompat, alat lantai, alat palang bertingkat, dan juga terdapat kolam busa dimasing-masing peralatan senam dasar. Kolam busa ini diperuntukan sebagai sarana bantu keselamatan dalam melakukan gerakan-gerakan yang belum dikuasai (gerakan baru). Adapun perlatan senam yang berada dalam gedung ini menggunakan merek dari J & F (Janson & Fridzen) buatan Jerman. Peralatan senam yang dipergunakan dalam gedung ini tidak jauh berbeda dengan peralatan senam yang selama ini dipergunakan oleh atlet senam di Indonesia. Tidak hanya peralatan senam yang dipergunakan saja yang sama tetapi juga kondisi dan suasana dalam gedung ini tidak jauh dengan kondisi yang ada di Indonesia. Namun hasil yang dicapai dalam latihan senamlah yang membedakan.

Penginapan (Akomodasi)

Penginapan yang telah disediakan pengurus klub senam lokasinya tidak terlalu jauh dengan keberadaan gedung senam, letaknya persis di belakang gedung senam dan bersebelahan juga dengan lapangan tenis outdoor. Bangunan penginapan ini tidak susun sebagaimana sebuah hotel atau apartemen, tetapi flat (mendatar) berupa kamar-kamar berjajar. Akan terlihat jelas dari luar bahwa penginapan ini tidak terpisah jauh dengan area lapangan tenis outdoor. Bangunan ini memanjang dan kurang lebih terdiri dari 10 kamar. Masing-masing kamar dipergunakan untuk 2 orang terdiri dari 2 tempat tidur, dua lemari pakaian, meja kursi dan kamar mandi dalam. Luas kamar tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil dengan ukuran 4 meter X 5 meter. Kondisi kamar sangat bersih, karena setiap hari dilakukan pembersihan oleh petugas cleaning servis. Diseputar tembok kamar terdapat alat penghangat ruangan berupa pipa, dan satu jendela yang menghadap keluar. Kamar mandi terletak paling depan sebelum masuk kamar, dan diluar kamar mandi ada alat penggantung pakaian dan jaket penghangat.




SAAT REKREASI
DALAM MENGISI LIBURAN LATIHAN











Rabu, 04 Mei 2016

Awal Mula Mengenal Olahraga Prestasi

Biasworo Adisuyanto Aka
Bersama Pak GUN dengan Jas warna biru dan ketiga atlet
senam Indonesia, Dewi Prahara, Nevi, dan Wulandari
pada saat berlatih di ONETY, ROMANIA 2005
Biasworo Adi, yang saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Penyusunan Program pada Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, sangat dekat dengan dunia olahraga. Hal ini wajar, mengingat bahwa yang Biasworo Adi lakukan sejak kecil sampai dengan sekarang punya pengalaman yang sangat menarik yang tidak jauh dengan dunia olahraga. Bahkan ketika sejak awal masuk sebagai karyawan Dispora Provinsi Jawa Timur, Biasworo Adi ditempatkan pada Bidang Pengembangan Olahraga selama kurang lebih 16 tahun, dan 1 (satu) tahun sebagai Kepala Seksi Wawasan dan Kreativitas Pemuda, saat kisah ini ditulis berpindah tugas sebagai Kepala Sub Bagian Penyusunan Program DISPORA Provinsi Jawa Timur hingga sekarang (5/5/2016). Kisah ini ditulis dan menjadi bagian pada blogspot ini sebenarnya sudah cukup lama, tetapi tidak berani untuk dipublikasikan sebagai catatan pribadi. KIsah pendek sebagai catatan pribadi ini ditulis ketika itu dengan tujuan sebagai catatan kecil yang akan menjadi jejak menarik sejak Biasworo Adi masih kecil hingga sekarang. Adapun catatan kecil yang pernah ia tulis secara sederhana adalah dalam kisah di bawah ini.

Sepengetahuan Adi kecil sejak dilahirkan sampai dengan menginjak usia 11 tahun, tidak terlalu gemar dengan melakukan gerak fisik yang berlebihan. Apalagi mengikuti program latihan rutin salah satu cabang olahraga. Selain kedua orang tuanya tidak ada yang gemar berolahraga, juga disebabkan diseputaran rumah tidak ada lokasi berolahraga. Ketika itu, kedua orang tua Adi kecil selalu berpindah rumah. Karena Ayahanda Adi kecil bekerja di Kereta Api. Adi kecil dilahirkan pada tanggal 25 Juni 1964, ketika itu kedua orang tuanya menempati rumah dinas Kereta Api di Jl. Stasiun No. 1 Cirebon. Keberadaan kedua orang tuanya di Kota Cirebon ini juga tidak lama, kurang lebih sampai dengan usia Adi kecil menginjak 3 tahun. Ketika Adi kecil berusia 4 tahun, orang tua dipindah tugaskan di PJKA Jakarta dan bertempat tinggal di Jl. Rawamangun Jakarta. Kemudian ketika Adi kecil usia 5 tahun, ke dua orang tua bersama seorang kakak dan seorang adik pindah lagi ke Purwakarta, Jawa Barat. Usia 7 tahun saat masuk Sekolah Dasar, Adi kecil mengikuti kepindahan orang tuanya ke Jalan Teluk Buyung, di Kota Bandung, Jawa Barat hingga usia 9 tahun (sampai kelas 3 SD, yiatu di SD Kresna Bandung). Saat kelas 4 SD pada usia 10 tahun mengikuti lagi kepindahan orang tua ke Jl. Bromo – Jember, Jawa Timur. Di Kota Jember tidak lama, hanya 1 tahun, kemudian pindah lagi ke Kota Surabaya. Di Kota Surabaya menempati rumah dinas Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) di Jalan Gunung Sari No. 18 Surabaya. Karena mencari sekolah sangat sulit dan yang terdekat dengan lokasi rumah adalah sekolah swasta, maka Adi kecil oleh orang tuanya dimasukan ke Sekolah Dasar Katolik "SANTO YOSEF" yang berlokasi tidak berjauhan dengan tempat tinggal dan bersebelahan dengan Terminal BUS Joyoboyo Surabaya. Di sekolah tersebut Adi kecil tIdak mempunyai teman yang seagama dengannya, rata-rata teman-temannya beragama selain Islam. Saat kenaikan kelas 5, yaitu pada tahun 1974 Orang tua Adi kecil dipindah tugaskan lagi ke DIPO Kereta Api Sidotopo dan bertempat tinggal di Jalan Sidotopo Lor No. 41 Surabaya. Akhirnya Adi kecilpun harus pindah sekolah untuk mendakatkan diri dengan lokasi rumah, sebagai pilihan terdekat adalah Sekolah Dasa (SD) Negeri Simokerto 1 Surabaya.

Semenjak sering mengikuti orang tua pindah rumah yang diakibatkan tugas dalam bekerja, Adi kecil sulit membaur dengan kondisi lingkungan masyarakat sekitar. Selain tidak mengenal lingkungan rumah, juga berdampak tidak mempunyai teman atau sahabat dekat. Kondisi seperti ini mengakibatkan lemahnya mental bersosialisasi dengan teman-teman sebaya. Aktivitas rutin selain sekolah, Adi kecil hanya bermain setiap sore diseputar halam rumah pada saat sore hari. Kalau tidak petak umpet, Adi kecil sering diajak bermain kelereng, benteng-bentengan dan beberapa permainan tempo dulu lainnya bersama temannya.

Sebenarnya Adi kecil ketika usia 10 tahun (kelas 4 SD) gemar bermain tenis meja, tetapi diinternal rumah. Kebutulan saat menempati rumah dinas di Jalan Bromo No. 14 Jember, Ayahanda Adi kecil mendapat bantuan 1 (satu) unit meja pimpong (tenis meja). Kedua orang tua tidak menganjurkan semua putra-putranya bermain di luar, maka meja pimpong yang ada di rumah dimanfaatkan secara baik sebagai pengisi waktu luang. Berbeda dengan kakak dan adik-adiknya yang tidak terlalu suka dengan permainan pimpong, Adi kecil begitu menyukai permainan ini dan hampir setiap pulang dari sekolah teman-teman sepermainannya selalu diajak bermain. Setiap orang yang melihat permainan Adi kecil menilai bahwa Adi kecil berbakat dalam permainan pimpong (tenis meja), tetapi karena tidak ada yang menyalurkan bakat tersebut dan disekolah juga tidak ada guru yang mengarahkan, maka bakat yang dimiliki Adi kecil tidak menjadi sebuah prestasi yang membanggakan.

Bukan berarti Adi kecil selalu sakit dan tidak punya kemampuan gerak aktif, tetapi kesempatan untuk melakukan gerak aktif tersebut tidak ada yang mengarahkan. Bahkan, ketika Adi kecil berada di kelas 5 di Sekolah Dasar Katolik "Santo Yosef", Joyoboyo Surabaya, kegemarannya bermain tenis meja terkesan pupus, karena tidak ada sarana pendukungnya. Kegemaran berolahraga berubah dengan diperkenalkannya permainan kasti oleh gurunya di Sekolah Dasar (SD) Katolik Santo Yosef. Kasti merupakan permainan bola kecil mirip dengan softball atau base ball. Kesukaannya dengan permainan Kasti disebabkan karena jadwal olahraga di sekolah selalu yang diberikan oleh guru olahraganya adalah permainan Kasti. Ketepatan memukul bola (saat itu yang dipergunakan adalah bola tenis) dengan tongkat pemukul, diakui oleh seluruh teman-teman paling handal. Karena setiap kali lemparan bola kepadanya selalu dapat di pukul balik secara baik olehnya. Tidak hanya itu, ketika berlaripun Adi kecil sangat gesit dan cepat. TIdak jarang tim regu dimana Adi kecil berada selalu mendapatkan kemenangan.

Tidak hanya permainan Kasti yang menjadi kegemaran Adi kecil ketika menginjak usia 11 tahun. Tetapi di luar aktivitas sekolah, Adi kecil mengikuti kegiatan renang di Kolam Renang Hayam Wuruk, Jl. Hayam Wuruk Surabaya (dekat komplek Makodam V/Brawijaya). Kegiatan olahraga renang yang diikuti Adi kecil terlihat lebih serius dibandingkan dengan aktivitas olahraga lainnya yang pernah dilakukan. Keiikutsertaan Adi kecil dengan kegiatan olahraga renang merupakan awal aktivitas serius yang diikuti. Karena ditangani dalam sebuah pembinaan klub renang Hayam Wuruk, dan pelatih yang menangani ketika itu 2 (dua) orang pelatih asing dari Belanda yang kebetulan sudah lama bertempat tinggal di Kota Surabaya.

Sangat disayangkan, keikutsertaan penanganan olahraga renang dalam binaan sebuah klub tidak dapat berjalan lama dan belum menunjukan prestasi apapun dalam sebuah turnamen/kejuaraan. Ketika menginjak kelas 6 SD, Adi kecil harus pindah sekolah lagi ke sekolah yang berbeda walaupun masih tetap di Kota Surabaya. Walaupun pekerjaan Ayahanda Adi kecil tidak berpindah kantor, tetapi mendapatkan rumah yang dekat dengan lokasi dimana kantor berada. Ayahanda Adi kecil ketika itu mendapat rumah dinas berada di Jalan Sidotopo Lor 41 Surabaya, sedangkan keberadaan kantor Ayahanda Adi kecil berada di DIPO Sidotopo Surabaya. Secara otomatis sekolahpun pindah dan masuk ke SD Negeri Simokerto I Surabaya.

Cabang olahraga renangpun pada akhirnya ia tinggalkan karena pindah rumah dan  sekolah. Tetapi ketika masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), Adi kecil diterima di SMP Negeri 8 Surabaya, Jl. Bungur Surabaya. Beragam aktivitas olahraga diberikan kepada seluruh siswa SMP Negeri 8 Surabaya sebagai materi olahraga. Sedangkan ekstrakulikuler olahraga, sejak kelas 1 (satu) Adi kecil memilih cabang olahraga renang, dibandingkan cabang olahraga lain sebagai pilihan. Jadwal berlatih renang sebagai ekstrakulikuler SMP Negeri 8 Surabaya, yaitu satu minggu satu kali setiap hari selasa sore pukul 15.00 – 17.00 di Kolam Renang Tegalsari Surabaya. Jadwal latihan yang minim ini tidak berdampak peningkatan prestasi di cabang olahraga renang. Selain itu, program yang diberikan kepada seluruh siswa tidak mengarah kepada program latihan prestasi tetapi lebih bersifat bermain. Aktivitas berenang sambil bermain ini hingga usia Adi kecil menginjak akhir kelas 2 (dua).

Kelas 3 SMP, Adi kecil menyusul kedua orang tua dan saudara-saudaranya ke Kota Padang, Sumatera Barat yang sudah mendahului kepindahannya satu tahun sebelumnya. Di Kota Padang, Adi kecil diterima di SMP Negeri 9 Padang, Jl. Alang Lawas Kota Padang. Di Sekolah inilah Adi kecil menemukan bakat yang sebenarnya di bidang olahraga. Karena berbagai cabang olahraga pernah ia ikuti walaupun tidak sepenuhnya, tetapi berdampak kepada kemampuan yang lebih di bidang olahraga dibandingkan dengan teman-temannya di SMP Negeri 9 Padang. Setiap kali mengikuti pelajaran olahraga, Adi kecil selalu yang menonjol dibandingkan dengan teman-temannya se sekolah. Bahkan pernah oleh guru olahraganya Adi kecil dikirim sebagai tim tenis meja mewakili sekolah untuk mengikuti lomba antar sekolah se Kota Padang. Walaupun tidak memperoleh peringkat juara, namun Adi kecil tetap diperhitungkan sebagai lawan yang cukup berat.

Selain tenis meja, Adi kecil juga menonjol di nomor lompat jauh dan lompat tinggi. Hal tersebut diketahui ketika pelajaran olahraga atletik diberikan oleh guru olahraganya. Nilainya selalu menonjol dibandingkan teman-temannya di sekolah. Bahkan tanpa ada yang memberikan latihan dari siapapun, Adi kecil mampu melakukan tiger sprong secara baik dan melakukan gerak salto (berputar di udara). Walaupun gerakannya tidak sempurna, tetapi Adi kecil dapat melakukan gerakan tersebut secara tepat dan dapat memukau teman-temannya. Selain gerakan salto, Adi kecil juga mampu melakukan gerakan berdiri di tangan (handstand). TIdak hanya berdiri di tangan, tetapi juga mampu berjalan dengan tangan dengan kedua kaki di atas. Adi kecil semula tidak tahu jenis cabang olahraga apa dari gerakan-gerakan tersebut yang dapat ia lakukan. Tetapi setelah Adi kecil dewasa, baru mengetahui bahwa gerakan-gerakan tersebut adalah termasuk bagian dari cabang olahraga senam.

Guru olahraganya menanyakan kemampuan melakukan gerakan salto, berdiri dengan tangan dan lain-lainnya belajar dari siapa dan dimana, dengan lugas Adi kecil menjawab belajar sendiri tanpa ada yang melatih. Hal ini tentunya membuat sang guru olahraga terkejut, bagaimana mungkin tanpa ada yang memberi latihan gerakan seperti itu, tetapi dapat dilakukan dengan berani. Atas dasar bakat yang dimiliki Adi kecil, guru olahraga SMP Negeri 9 Padang tersebut merasa suka dan menganjurkan kepada Adi kecil untuk belajar lebih baik di salah satu klub senam. Klub Senam tersebut ada di Kota Padang dalam penanganan pelatih senam yang berpengalaman. Akhirnya, Adi kecil masuk dalam penanganan pelatihan cabang olahraga senam secara teratur. Adapun klub senam yang menjadi tempat latihan cabang olahraga senam adalah di Aula Sekolah Tinggi Olahraga (STO) Padang. dan ditangani secara langsung oleh Bapak Amin Leo (pelatih awal Abang Saiful Nazar, pesenam legendaris Indonesia dari Kota Padang)

Pada klub senam inilah, Adi kecil mulai terlihat bakatnya secara baik. Walaupun usia awal berlatih dan mengenal cabang olahraga senam ini terbilang terlambat. Tetapi Adi kecil mampu mengikuti semua materi latihan secara baik, dan mampu melampaui kemampuan atlet-atlet senam lainnya yang sudah berlatih cukup lama. Dari cabang olahraga Senam inilah Adi kecil mengenal awal mulanya berlatih olahraga prestasi secara baik dan benar. Berbagai kejuaraanpun ia ikuti dengan hasil yang sangat menggembirakan, yaitu peringkat pertama di Kejuaraan Senam se Sumatera Barat pada tahun 1980 – 1982. Bahkan pada tahun 1982, Adi kecil pernah diikutsertakan mewakili Provinsi Sumatera Barat pada pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) di Jakarta. Selanjutnya, sampai dengan sekarang dunia olahraga senam merupakan bagian hidup yang tidak terpisahkan. Pengalaman demi pengalaman ia capai secara baik, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri. Negara-negara yang pernah ia datangi dalam kegiatan olahraga senam ini diantaranya adalah : Malaysia di Kualalumpur (tujuh kali), Thailand di Kota Bangkok (dua kali) dan Chiang May, China di Kota Guang Zo, Myanmar, Moskow (Rusia), Moldova, Romania di Kota Onesty, QARTAR di Kota Doha, dan Bulgaria di Kota Varna.

Di ROMANIA

TRY OUT DI ROMANIA

SEBAGAI NARASUMBER
PELATIHAN PELATIH SENAM TINGKAT NASIONAL

SEBAGAI NARASUMBER
PELATIHAN PELATIH SENAM TINGKAT NASIONAL

SEBAGAI KETUA BIDANG BINPRES
KONI KOTA SURABAYA PERIODE 2013 s/d 2017

DI MOSCOW 2005

DI KEJUARAAN TINGKAT NASIONAL RUSIA
DI MOSCOW 2005

DI KEJUARAAN TINGKAT NASIONAL RUSIA
DI MOSCOW 2005

SEBAGAI NARASUMBER
PELATIHAN PELATIH SENAM TINGKAT NASIONAL
TAHUN 2014

SEBAGAI KETUA UMUM
PERSANI KOTA SURABAYA (2006 s/d 2009 dan
2009 s/d 2013)


DI LAUT HITAM BULGARIA

SISTER CITY DI BULGARIA

BERSAMA WAKIL WALIKOTA VARNA
BULGARIA 2012

BERSAMA WAKIL WALIKOTA VARNA
BULGARIA 2012

BERSAMA WAKIL WALIKOTA VARNA
BULGARIA 2012

Kamis, 28 April 2016

Melaksanakan Try Out di Dynamo Gymnastics MOSCOW

Sebenarnya kegiatan try out ini dilaksanakan sudah cukup lama, yaitu pada tahun 2001 yang lalu di Kota MOSCOW Negara Rusia. Namun tidak ada salahnya untuk berbagi pengalaman kepada pelatih senam lainnya, saya berupaya menulis dan menceritakan dalam blogspot ini. Saat itu tepatnya pada bulan Agustus 2001, saya diberi tugas yang sangat membanggakan oleh induk organisasi cabang olahraga senam di Indonesia Persatuan Senam Indonesia (PERSANI) mendampingi atlet senam putri Indonesia untuk lebih meningkatkan kemampuan penguasaan teknik gerak senam. Kota Moskow ketika itu menjadi pilihan PB. PERSANI untuk menjadi tempat pelaksanaan program try out PELTNAS cabang olahraga senam, khususnya artistik putri. Sejak bulan Januari 2001, saya diberi kepercayaan untuk menangani program latihan pada Pemusatan Latihan Nasional (PELATNAS) senam artistik putri pada persiapan pelaksanaan SEA Games XXI Tahun 2001.

Program try out cabang olahraga senam artistik putri ini tidak lama, hanya dilaksanakan selama satu bulan yaitu di Dynamo Gymnastics Clob Moscow Rusia. Adapun atlet senam artistik putri yang saya bawa tidak keseluruhan, karena adanya keterbatasan dana yang tersedia. Dari 6 (enam) atlet artistik putri yang saya tangani pada PELATNAS persiapan SEA Games XXI Tahun 2001, hanya 2 (dua) orang atlet yang diperkenankan untuk berangkat lebih memperdalam dalam berlatih di Negara Rusia, yaitu Afrina Suryani Siahaan dari Provinsi Sumatera Utara dan Sukma Anggraini dari Provinsi Jawa Timur. Kedua atlet tersebut terpilih untuk berangkat dikarenakan mampu menunjukan hasil terbaiknya sebagai peringkat satu dan dua pada saat control training yang dinilai oleh Wasit dan Juri Nasional.

Menggunakan pesawat Garuda Indonesia Airland, kami berangkat dari Bandara Cengkareng Sukarno - Hatta Jakarta menuju ke MOSCOW. Transit penerbangan di SINGAPURA dan ganti pesawat dengan menggunakan LUFTANSA dengan lama penerbangan kurang lebih 19 jam. Perjalanan tidak langsung menuju ke Moscow tetapi transit terlebih dahulu di Negara Jerman selama kurang lebih 6 jam. Rupanya, dari Jerman kami harus berganti pesawat lagi dengan ukuran yang lebih kecil ketimbang pesawat LUFTANSA yang kami naiki semula. Pesawat LUFTANSA yang pertama kami naiki sangat besar dan bertingkat, lay out kursinya juga sangat banyak 3 kiri, 6 tengah, dan 3 kanan. Masing-,masing kursi terdapat TV dan ditengah-tengah pesawat terdapat layar TV yang sangat besar (seperti bioskop gitu kali) yang selalu menayangkan peta rute perjalanan pesawat. Sedangkan perjalanan dari Jerman menuju ke Moscow kondisi pesawatnya hanya terdiri dari 3 deret kursi sebelah kiri, dan 3 deret kursi sebelah kanan. Perjalanan dari Jerman ke Moskow kurang lebih ditempuh dalam waktu 3,5 jam. Sehingga jumlah total waktu selama dalam perjalanan adalah kurang lebih 22,5 jam. Kondisi yang sangat lama dalam penerbangan tersebut tidak membosankan disebabkan banyak hiburan film yang dapat dilihat melalui TV kecil di depan kita. Banyak pilihan film yang sangat menarik dan baru.

Ada yang sangat menarik dan juga mencemaskan selama dalam perjalanan panjang tersebut, bahwa kami bertiga sempat ditahan dalam ruangan khusus, dan bahkan kami tidak diperkenankan melanjutkan penerbangan ke Moskow. Kejadian ini berawal pada saat pemeriksaan PASPOR kami di Bandara Jerman untuk menuju ke Moskow. Pada saat pemeriksaan, tertera dalam paspor kami ada perbedaan keterangan tanggal kedatangan di Negara Rusia, yaitu berbeda satu hari. Sehingga kami bertiga tidak diperkenankan langsung pada hari itu juga untuk bisa berangkat melanjutkan ke Moskow, harus menunggu semalam lagi untuk bisa berangkat menuju Moskow. Kondisi ini sangat mencemaskan kami, apabila memang kami bertiga harus menunggu sampai keesokan harinya, maka yang terjadi adalah kami harus mengeluarkan ongkos untuk membeli tiket pesawat lagi. Karena tiket terusan yang berada pada kami adalah tertanggal hari itu dan bisa hangus apabila dipergunakan pada keesokan harinya. Setelah kami mencoba menghubungi PB. PERSANI di Jakarta, kami mendapatkan penjelasan bahwa tanggal pada PASPOR kami tersebut sudah dirubah dengan persetujuan KBRI di Moskow. Bahkan sudah ada keterangan yang sangat jelas pada masing-masing VISA dari ketiga Paspor tersebut. Pada akhirnya, saya harus memberikan penjelasan kepada petugas IMIGRASI di Bandara Jerman, bahwa kami sebenarnya sudah diberikan ijin masuk ke Negara Rusia pada tanggal yang sama dan tertera pada paspor tersebut. Ketidak percayaan petugaslah yang membuat kami ditahan cukup lama, yaitu hampir 3 jam di ruangan khusus. Namun setelah salah satu petugas melakukan hubungan komunikasi melalui telepon dan mendapat penjelasan dari KBRI di Moskow, maka kami pada akhirnya diperkenankan melanjutkan perjalanan menuju ke Moskow. Kejadian ini menambah pengalaman saya dalam menyikapi permasalahan dengan berlaku sabar dan selalu berdoa. Alhamdulillah permasalahan dapat dilalui dengan baik, yang pada akhirnya kami bisa terbang kembali dan sampai ke Bandara Moskow. 

Bandara udara Domodedovo Moskow adalah bandara internasional yang terletak di Distrik Domodedovovsky, Oblast Moskow, Rusia, yang terletak 42 kilometer tenggara pusat Kota Moskow. Domodedovo merupakan bandara terbesar di Rusia dalam jumlah penumpang kurang lebih 22,5 juta penumpang. Kedatangan kami di Kota Moskow, dijemput oleh salah satu pelatih nasional Rusia. Sebelum diantar ke hotel, terlebih dahulu kami diantar dan diperlihatkan kondisi tempat latihan senam di Dynamo Gymnastics Club. Kesan pertama yang kami rasakan terhadap kondisi Gedung senam dan semua peralatan senamnya ini adalah sangat luar biasa, selain bersih, rapi, juga sangat lengkap. Dari gedung senam inilah lahirnya atlet berprestasi dari gedung senam ini. Kondisi keberadaan peralatan senam yang dimiliki Dynamo Gymnastics Club walaupun hampir sama dengan peralatan senam yang terdapat di lokasi latihan di Indonesia, khususnya Gedung Senam yang berada di Senayan Jakarta tetapi yang membedakan adalah hasil capaiannya. Selang tidak terlalu lama, kami langsung dihantar ke Hotel untuk beristirahat, karena mereka menyadari bahwa kondisi kami sedang kelelahan telah melakukan perjalanan yang sangat panjang.

Keesokan harinya, kami diperkenalkan kepada seluruh pelatih senam yang berada di Dynamo Gymnastic Club Moscow, dan diberi jadwal latihan selama di Moskow. Jadwal latihan setiap harinya adalah Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat (pagi : 06.00 s/d 09.30 dan sore : 15.30 s/d 19.30), Rabu dan Sabtu hanya pagi hari pukul 06.00 s/d 09.00, sedangkan pada hari minggu libur. Mulai hari itu, program latihan secara langsung diberikan pelatih secara serius mengingat waktu hanya satu bulan saja. Pelatih sangat serius dalam menangani latihan kedua atlet senam artistik putri kita. Sebagai awal program latihan adalah menginventarisir seluruh gerakan yang dikuasai oleh kedua atlet senam putri kita. Mulai dari alat meja lompat, palang bertingkat, balok keseimbangan dan lantai ditempuh dalam dua hari. Setelah mengetahui seluruh gerak disemua alat dan teknik penguasaan rangkaian gerak,  maka ketiga pelatih yang mempunyai tanggung jawab dalam pelatihan try out di Dynamo Club mulai memberikan instruksi pembetulan teknik dalam pengambilan gerak. Cara mereka memberikan teknik gerak perlu adaptasi penyesuaian dari kedua atlet putri kita. Memang tidaklah mudah untuk menyesuaikan teknik gerak yang mereka berikan. Namun dengan katabahan dan kesabaran dari kedua atlet senam putri kita, lambat laun semua teknik gerak dapat mereka ikuti secara baik., dan hasilnyapun sangat luar biasa. Jadwal latihan sangat padat dan melelahkan serta selalu dipantau perkembangannya dengan melaksanakan control training setiap minggu sekali,

Dynamo Gymnastics terletak di Hamble Community Sports College Campus, sebuah kawasan olahraga yang dipergunakan memfasilitasi tidak hanya kepentingan Olahraga College saja tetapi juga untuk memfasilitasi masyarakat Moscow yang ingin berolahraga. Pembangunan area senam ini didukung sangat kuat oleh Sport Inggris, EBC, HCC, HCSC dan Inggris Senam. Tujuan pembangunan pusat senam ini adalah digunakan sehari-hari oleh siswa Hamble Community Sports College dan anggota Dynamo Sekolah Senam. Khusus Gedung pusat pembinaan senam memiliki luas sepanjang 35 meter dan lebar 25 meter, Gedung senam ini dilengkapi peralatan senam yang memenuhi standar Federasi Internasional Senam (FIG) baik untuk artistik putra maupun artistik putri, Selain itu, pada gedung pusat latihan senam ini juga dilengkapi kolam busa sebagai pengamanan dalam berlatih. Kolam busa ini dibuat cukup dalam berlubang dan diisi potongan spon busa yang sangat banyak. Kolam busa ini mempunyai tujuan sebagai latihan pendaratan gerakan gerakan yang sulit, dan ketika kondisi apapun atlet mendarat tidak akan mengalami cidera. Kelengkapan adanya kolam busa ini adalah untuk memenuhi standar kebutuhan pemusatan latihan senam dunia, tidak hanya diperuntukan sebagai latihan atlet pemula tetapi juga sebagai latihan penunjang pokok atlet senam senior/kelas dunia. Gedung senam berada pada komplek fasilitas olahraga dan sangat mendukung pusat pembinaan senam. Pada arena komplek Dynamo ini juga menyediakan berbagai fasilitas sebagai pendukung pusat latihan senam, adalah penyediaan fasilitas seperti untuk kebutuhan bidang sosial, ruang pengobatan pertolongan pertama/ruang kesehatan, perkantoran sebagai pendukung kerja karyawan dan pelatih. Gedung senam ini juga dilengkapi sarana cermin sebagai alat koreksi gerak ballet atlet senam, yang dibawahnya terbuat dari lantai kayu parkit.

Keith Richardson
Director of Gymnastics
Keith Richardson (dikenal sebagai Mr R) bertanggung jawab untuk mengatur perkembangan Dynamo Gymnastic, bersama istrinya Debbie Richardson. Dia adalah seorang pelatih senam artistic putra dan putri yang berada pada Level 5. Dia telah menghasilkan banyak pesenam tingkat internasional di kedua disiplin cabang senam yaitu womens artistik dan mens artistik. Selain sebagai director di Dynamo Gymnastics, Keith juga sebagai wakil presiden untuk Dynamo Moscow, posisi ini ia pegang sudah sejak berhasil mengembangkan prestasi dari kedua klub lebih dari 25 tahun yang lalu. Tentunya sangat luar biasa, Dynamo Gymnastics Club sebagai pilihan dalam program try out kami pada persiapan mengikuti kejuaraan senam SEA Games XXI tahun 2001. Walupun hanya satu bulan lebih kami berada di Dynamo Gymnastics Club tetapi sangat terasa perubahan kemampuan penguasaan teknik gerak dari kedua atlet senam artistik putri Indonesia yang kami bawa ini, Afrina Suryani Siahaan dan Sukma Anggraini.

Bahkan kedua atlet senam artistik putri kami ini, dilakukan perombakan total dalam rangkain gerak pada alat lantai, juga diberikan musik baru yang disesuaikan dengan rangkaian gerak yang mereka ciptakan untuk mereka berdua. Waktu satu bulan untuk perombakan dan penyesuaian musik baru memang tidaklah mudah. Mereka harus menghafalkan rangkaian demi rangkaian dalam saru alur koregrafi alat lantai. Tanpa bosan, diluar jam jam latihan, kedua atlet ini juga tetap menghafalkan setiap perubahan alur gerak dan kadang-kadang sambil tiduran mereka juga mencermati musik instrumentalnya sambil membayangkan gerakan mereka yang disesuaikan.

Untuk menghilangkan kejenuhan, kami bertiga pada saat libur memanfaatkan waktu luang dengan melakukan jalan-jalan ke daerah wisata Kota Moscow yang sangat besar ini. Sering kami lakukan saat jam kosong untuk mendatangi pusat perbelanjaan rakyat. Kami keliling ke banyak tempat di sekiling Kota Moscow, banyak terdapat gedung-gedung bangunan kuno yang sangat megah, cathedral atau gereja kuno dengan artitektur khas Islam. Sering kami jumpai cathedral tetapi yang hampir semuanya berkubah emas dan beberapa gereja ada bekas mirgab yang mengarah ke kiblat. Bangunan cathedral/gereja kuno di Moscow hampir semuanya memiliki kubah seperti layaknya masjid dengan pilar-pilar melengkung khas Timur Tengah. Sebagaimana data yang saya peroleh melalui Wikipedia yang pernah saya baca, pada saat ini penduduk Rusia  yang beragama Islam berjumlah sekitar 16.379.000 jiwa atau 11,7 % dari total penduduk. Jumlah ini belum termasuk negara-negara pecahan Uni Sovyet seperti Kazakhstan, dll.

Saya dan Afrina S Siahaan
Saat menggunakan sarana transportasi Kereta Bawah Tanah
di Kota Moscow
Selain untuk jalan-jalan melihat kemegahan dan suasana Kota Moscow, kami bertiga juga pernah mendatangi pasar rakyat yang banyak sekali menjual souvenir khas Moscow. Daerah lokasi penjual souvenir tersebut ternyata tidak jauh dari Izmailovsky Park di Kota Moscow bagian Timur. Lokasinya mudah dicapai dengan menggunakan Metro atau kereta api bawah tanah. Yang sering kami bertiga lakukan ketika ingin menuju lokasi pasar souvenir tersebut adalah dengan menggunakan kereta bawah tanah. Kami sangat tercengang ketika pertama kali mencoba memberanikan diri naik kereta bawah tanah. Perasaan ini maklum muncul karena bagi kami ini merupakan pengalaman pertama melihat kondisi alat transportasi bawah tanah. Namun yang membuat kami senang adalah banyak sekali kata-kata keterangan yang dapat kami pergunakan sebagai petunjuk, khususnya dalam kereta bawah tanah. Selain itu, dengan petunjuk peta kereta bawah tanah yang kami beli di luar halaman stasiun kereta bawah tanah, semakin memudahkan kami mencapai tujuan. Kedalaman keberadaan kereta bawah tanah kurang lebih mencapai 25 meter ke bawah. Dengan menggunakan ekskalator kami menuruni hingga kelokasi peron kereta, menunggu tidak lebih dari 2 menit, kereta api datang dan secara otomatis pintu membuka. Seluruh penumpang secara bergilir tertib masuk ke dalam kereta bawah tanah. Beberapa stasiun kami lalui dengan pemberitahuan suara dari pengeras suara yang memberitahukan lokasi nama stasiun dan tujuan stasiun berikutnya.

Saya dan Sukma Anggraini
Saat menggunakan sarana transportasi Kereta Bawah Tanah
di Kota Moscow
Lokasi yang sering kami tuju adalah pasar hadiah di Izmailova. Tempat ini sangat menarik dan unik untuk orang asing seperti kami bertiga. Di pasar ini kami bisa mencari banyak souvenir tradisional Rusia. Ada banyak barang tua dan manarik. Sampai ke lokasi pasar, kami melihat keramaian para penjual dan pembeli memadati pasar rakyat tersebut. Souvenir yang dijualpun beragam dan sangat bagus-bagus, seperti misalnya patung-[atung mungil ciri khas prajurit Rusia, topi, baju-baju, dan yang paling menarik bagi kami adalah kristal yang beraneka bentuk, ada yang bulat, ada yang lonjong, dan ada yang kotak, dan semua bentuknya terdapat lukisan di dalamnya membuat semakin indah. Kami bertiga membeli secukupnya sebagai oleh-oleh keluarga di Indonesia. Hampir setiap hari minggu, kami bertiga kelokasi ini selain untuk mencari hiburan dengan melihat barang-barang, tetapi kami juga membeli barang-barang yang sangat unik, Tentunya souvenir yang kami beli merupakan barang yang sangat sulit di dapat di Indonesia. Jenisnya banyak sekali, mulai dari matryoshka (boneka berisi boneka-boneka lain dengan ukuran yang lebih kecil atau sering disebut dengan Russian Nesting Dolls, ada barang shapka dan ushanka (topi bulu musim dingin khas Rusia yang terbuat dari bulu kelinci, rubah atau sintetis), pejangan keramik berbentuk telur dengan berbagai ukuran yang dapat digunakan sebagai tempat menyimpan perhiasan atau permen, gantungan kunci berbagai bentuk. Kaos-kaos bergambar simbol-simbol Rusia, sampai dengan pernik-pernik yang lainnya seperti botol minum, korek gas, emblem bertema USSR, topi tentara sampai bendera.

Tepat pada tanggal 17 Agustus 2001, kami bertiga diundang resmi untuk mengikuti Upacara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke di Halaman Kantor KBRI di Moscow. Kami bertiga merasa bangga karena turut diundang pada pelaksanaan kegiatan ini dan menjadi pengalaman kami bertiga yang tidak mungkin kami lupakan, yaitu dapat merasakan hikmadnya mengikuti acara peringatan HUT Kemerdekaan RI di Negara Russia. Kami bertiga menggunakan seragam kontingen Indonesia berdiri secara khidmad di jajaran barisan kehormatan diantara barisan peserta Upacara lainnya. Duta Besar Indonesia menjadi pembina upacara dan seluruh karyawan KBRI di Moscow wajib mengikuti dan menjadi peserta upacara, acara demi acara dilaksanakan secara khitmad mulai dari Pengibaran Bendera Merah Putih sampai dengan sambutan Bapak Presiden Indonesia yang dibacakan secara langsung oleh Duta Besar Indonesia di Moscow.

Usai upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI, seluruh peserta bersama undangan makan bersama. Hidangan makanan yang disajikan panitia ala Indonesia. Kami bertiga serasa mendapatkan semangat lagi, mengingat hampir dua minggu tidak pernah bisa mendapatkan sepering NASI dan lauk pauk ala Indonesia yang kami CINTAI. Kami bertiga sangat lahap menghabiskan makanan yang disajikan panitia. Walau sedikit menahan malu, sambil sembunyi-sembunyi kami mengambil beberapa menu makanan lagi yang masih banyak di meja. Begitu senangnya kami selama mengikuti acara kegiatan di KBRI Moscow. Semua pejabat dan karyawan KBRI sangat peduli dan sopan-sopan, sehingga kami kerasan dan tidak merasa asing di negara orang.

Begitu pula dengan pemenuhan kewajiban sebagai seorang muslim dapat dilaksanakan secara tertib, bahwa setiap hari jumat saya dapat menunaikan ibadah Sholat Jumat dengan baik bersama seluruh karyawan KBRI di Moscow yang beragama Islam. Selepas latihan pagi, sekitar pukul 09.30 waktu Moscow saya meninggalkan kedua atlet saya untuk menuju ke KBRI. Untuk menuju ke kantor KBRI, saya terlebih dahulu berjalan kaki menuju stasiun kereta api bawah tanah kurang lebih 2 (dua) km dari penginapan. Perjalan dengan menggunakan kereta bawah tanah ditempuh kurang lebih 15 menit sudah sampai di stasiun tujuan, kemudian berjalan kaki dari stasiun sampai ke kantor KBRI kurang lebih berjarak 1,5 km. Usai Sholat Jumat, saya harus segera sampai ke gedung senam di Dynamo Gymnastics Club untuk bergabung kembali dengan atlet senam, sebab jadwal latihan tepat pukul 15.30.

Kegiatan rutinnitas ini kami bertiga lakukan dengan tetap semangat, dengan dilandasi perjuangan untuk menjadi yang terbaik. Harapan yang selalu saya kobarkan kepada kedua atlet saya adalah disiplin dan semangat tinggi dengan kerja keras akan mencapai keberhasilan untuk Indonesia tercinta. Akhirnya, pada tanggal 26 Agustus 201 kami meninggalkan Kota Moscow yang penuh dengan kenangan dan penuh pesona. Selain keadaan kota yang sangat luar biasa dengan wisata dan beragam souvenir yang dimiliki kota ini, juga memberikan bekal yang sangat luar biasa dengan segudang ilmu  kepalatihan senam sebagai bekal pengetahuan dan peningkatan kemampuan dalam menerapkan teknik gerak yang benar. Harapan kami bertiga ketika kami akan meninggalkan kota Moscow ini adalah dapat kembali dalam suasana yang berbeda. SELAMAT TINGGAL KOTA MOSCOW SAMPAI BERJUMPA LAGI DILAIN WAKTU.








 ATLET SENAM
DYNAMO GYMNASTICS CLUB IN MOSCOW